Bitcoin Halving Telah Gagal Memengaruhi Harga, Metrik On-Chain Menyoroti Sinyal yang Beragam

• Bitcoin menghadapi penundaan terpanjang pasca-halving ke level tertinggi baru sepanjang masa.
• Tesis siklus halving mungkin tidak lagi berlaku karena pergeseran signifikan dalam dinamika pasar dan overhang pasokan.
• Pemegang jangka pendek dapat memicu aksi jual jika harga turun lebih jauh di tengah sinyal beragam dari metrik on-chain.

Bitcoin (BTC) menghadapi penundaan terpanjang pasca-halving ke level tertinggi baru sepanjang masa saat diperdagangkan di sekitar $58 ribu pada hari Rabu. Tidak seperti waktu-waktu sebelumnya, beberapa kelebihan pasokan dalam beberapa bulan terakhir dan tingkat suku bunga yang tinggi sangat membebani harga Bitcoin.

Tesis Siklus Halving Menghadapi Pertanyaan

Penundaan pasca halving ke level tertinggi baru sepanjang masa telah menyebabkan pergeseran signifikan dalam dinamika pasar Bitcoin, yang sangat bergantung pada halving sebagai pengganda bullish utama. Beberapa perubahan ini diantisipasi karena adanya pemain pasar dan kelas investor baru setelah peluncuran ETF Bitcoin spot.

Langkah ini juga membuat Bitcoin bergerak secara parabola ke level tertinggi sepanjang masa untuk pertama kalinya sebelum halving. Akibatnya, investor menunjukkan perilaku yang agak berlawanan dari musim halving sebelumnya.

Secara historis, musim halving biasanya merupakan periode akumulasi di mana investor bersiap untuk potensi kenaikan. Namun, data Glassnode menunjukkan peningkatan keuntungan yang direalisasikan selama musim halving dari bulan Maret hingga April. Setelah Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa di $73.000 pada bulan Maret, pemegang jangka panjang (LTH) membukukan keuntungan secara signifikan dan sekarang telah memperlambat upaya mereka.

Keuntungan yang Direalisasikan BTC 7D-MA

Selain itu, musim pasca-halving saat ini menyaksikan beberapa kelebihan pasokan terbesar, termasuk pembayaran kreditor bursa Mt.Gox yang sudah tidak aktif dan penjualan dana BTC yang disita oleh pemerintah Jerman.

Metrik On-chain Bitcoin Menunjukkan Sinyal yang Beragam

Akibatnya, harga Bitcoin menghadapi tekanan bearish yang membuat harganya berjuang di bawah angka $60.000. Meskipun harga menurun, kerugian BTC yang belum direalisasi masih mencapai 2,9% dari kapitalisasi pasarnya, menurut data Glassnode. Selain itu, rasio gabungan dari Unrealized Profit dan Unrealized Loss berada di 6.19, menunjukkan bahwa keuntungan 6x lebih besar daripada kerugian bagi investor secara keseluruhan.

Namun, memperbesar menunjukkan bahwa para pemegang jangka pendek (STH), biasanya para investor yang koinnya kurang dari 155 hari, menanggung sebagian besar kerugian yang belum direalisasi. "Namun, bahkan untuk kelompok ini, besarnya Kerugian yang Belum Direalisasi relatif terhadap kapitalisasi pasar belum berada di wilayah pasar beruang skala penuh dan lebih menyerupai periode 2019 yang berombak," kata para analis Glassnode.

Kerugian Realisasi Relatif STH Bitcoin

Jika harga Bitcoin melemah lebih lanjut, Bitcoin bisa berisiko mengalami aksi jual besar-besaran dari kelompok ini, yang secara historis sensitif terhadap penurunan harga. Analis Glassnode mencatat bahwa Bitcoin perlu naik di atas level harga $62,5 ribu untuk menggeser koin dalam kelompok ini ke profitabilitas lagi.

Sementara itu, beberapa token Bitcoin yang dibeli selama harga tertinggi sepanjang masa di bulan Maret jatuh tempo ke dalam kelompok pemegang jangka panjang, yang merupakan hal yang biasa terjadi selama pergerakan menuju bear market. Namun, para analis Glassnode mencatat bahwa "persentase kekayaan yang dimiliki oleh para investor baru tidak mencapai batas tertinggi yang dialami selama peristiwa distribusi ATH sebelumnya."

"Ini mungkin menunjukkan bahwa puncak 2024 lebih selaras dengan level tertinggi pertengahan siklus 2019 daripada level tertinggi makro yang terlihat pada 2017 dan 2021," tambah mereka.

Akibatnya, masih belum jelas apakah Bitcoin telah mencapai puncak siklus atau akan melakukan rally lagi ke level tertinggi baru sepanjang masa.