XRP Tenggelam 5% untuk Memimpin Penurunan Kripto karena Dolar yang Kuat Mengguncang Kenaikan Bitcoin

• XRP memimpin penurunan kripto pada hari kedua terakhir tahun ini karena Dolar yang lebih kuat membebani mata uang dan aset global termasuk Bitcoin.

• BTC secara historis bergerak berlawanan arah dengan Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai tukar Greenback terhadap mata uang fiat utama, termasuk Euro.

• Namun, beberapa orang tetap optimis tentang kebijakan kripto jangka panjang yang membantu meningkatkan pasar meskipun tidak ada penurunan suku bunga atau Dolar yang kuat.

XRP memimpin penurunan kripto pada hari kedua terakhir tahun ini karena Dolar yang lebih kuat membebani mata uang dan aset global termasuk Bitcoin, dengan pasar ekuitas Asia meluncur lebih rendah pada hari Senin.

XRP merosot lebih dari 5% dalam 24 jam terakhir, dengan Dogecoin (DOGE), SOL Solana, Ether (ETH) dan BNB turun sebanyak 2%. Secara keseluruhan kapitalisasi pasar turun 3%, sementara CoinDesk 20 (CD20) berbasis luas, sebuah indeks yang melacak token terbesar, dikurangi stablecoin, merosot 3,5%.

Ekuitas AS turun pada hari Jumat dan karena investor memangkas posisi di tengah ketidakpastian menjelang akhir tahun. Indeks Asia Pasifik membalik kenaikan 5 hari, sementara kontrak berjangka pada indeks AS S&P 500 dan Nasdaq menunjukkan penurunan di sesi AS pada jam-jam sore Asia.

BTC secara historis bergerak berlawanan arah dengan Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai tukar Greenback terhadap mata uang fiat utama, termasuk Euro.

Penguatan Dolar sebagian besar terjadi menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada akhir Januari, di mana ia telah menjanjikan beberapa kebijakan untuk membantu perekonomian di tahun-tahun mendatang.

Ketika Dolar menguat, aset-aset berdenominasi Dolar menjadi lebih menarik dibandingkan dengan mata uang kripto. Investor lebih memilih investasi tradisional seperti obligasi pemerintah AS atau saham, yang memberikan imbal hasil dalam lingkungan Dolar yang kuat.

Namun, hal ini telah mengurangi harapan akan rally kripto yang berkelanjutan di tengah likuiditas yang lebih rendah dan aksi ambil untung di akhir tahun di antara para investor. "Santa rally," istilah sehari-hari untuk musim bullish yang terlihat pada bulan Desember, telah gagal dengan penurunan hampir 4% pada harga BTC bulan ini (masih naik 47% pada kuartal terakhir, data menunjukkan).

Di tempat lain, berkurangnya ekspektasi penurunan suku bunga yang berkelanjutan oleh Federal Reserve telah berkontribusi pada penurunan harga Bitcoin dan kripto dalam sebulan terakhir.

Namun, beberapa orang tetap optimis tentang kebijakan kripto jangka panjang yang membantu meningkatkan pasar meskipun tidak ada penurunan suku bunga atau Dolar yang kuat.

"Tidak seperti yang diyakini banyak orang, Bitcoin dan altcoin belum mencapai puncak harganya meskipun konsolidasi yang sedang berlangsung dipicu oleh penurunan suku bunga pekan lalu," Maksym Sakharov, salah satu pendiri WeFi, mengatakan kepada CoinDesk dalam sebuah pesan Telegram. "Aksi jual yang tercatat berasal dari reaksi spontan pasar terhadap ketidakpastian yang terkait dengan kebijakan ekonomi makro. The Fed sedang mempersiapkan angka yang lebih tinggi tahun depan meskipun inflasi mendekati patokan tahunan 2%. Hal ini dapat mengubah arah kebijakan moneter dan berdampak pada pasar.

"Namun, ketika Presiden AS terpilih Donald Trump mulai menjabat di tahun mendatang, lebih banyak perusahaan korporat akan memasuki ekosistem Bitcoin karena peraturan yang mendukung. Jika proyeksi ini terjadi, harga Bitcoin juga dapat terlepas dari faktor makroekonomi yang umumnya memicu volatilitas yang tinggi," tambah Sakharov.