fxs_header_sponsor_anchor

Berita

Berita Harga USD/INR: Menguat di Atas 82,80 karena Masalah Plafon Utang AS Tertunda, Minyak Berjuang

  • USD/INR berosilasi dalam kisaran sempit di atas 82,80 karena para investor bingung akibat penundaan lebih lanjut dalam masalah plafon utang AS.
  • Indeks USD mendekati resistensi 103,50 karena para pembuat kebijakan The Fed yakin akan kenaikan suku bunga tahun ini.
  • Perekonomian India sedang mengalami gejolak larangan uang kertas Rs. 2000 oleh Reserve Bank of India.

Pasangan USD/INR menunjukkan aksi bolak-balik di atas 82,80 di sesi Asia. Pasangan mata uang ini berjuang untuk menemukan arah karena Indeks Dolar AS (DXY) tetap berombak semalam di tengah kurangnya kejelasan mengenai masalah plafon utang AS.

S&P500 berjangka telah memangkas beberapa penurunan yang terjadi di awal sesi Tokyo, namun, dorongan risiko masih solid. Indeks Dolar AS telah berbalik sideways setelah pemulihan yang solid dari 103,16. Indeks USD mendekati resistensi 103,50 karena para pembuat kebijakan Federal Reserve (Fed) yakin bahwa pengetatan kebijakan oleh bank sentral dapat berhenti di bulan Juni, namun pengetatan tersebut masih jauh dari selesai.

Presiden Bank Fed St. Louis James Bullard mengatakan pada hari Senin bahwa Fed ingin memerangi inflasi di tengah pasar tenaga kerja yang kuat. Ia juga menambahkan bahwa kebijakan suku bunga harus naik tahun ini, mungkin sebesar 50 basis poin (bp). Tidak diragukan lagi, pasar tenaga kerja AS menunjukkan ketahanan karena lowongan pekerjaan tidak turun secara dramatis meskipun suku bunga yang lebih tinggi dan kondisi kredit yang ketat oleh bank-bank regional AS.

Indeks USD juga menunjukkan ketahanan meskipun ada penundaan lebih lanjut dalam masalah plafon utang AS. Pertemuan hari Senin masih belum diputuskan karena Presiden AS Joe Biden menyebut proposal dari Partai Republik 'ekstrim'. Anggota DPR Kevin McCarthy menolak persetujuan kenaikan pajak bagi masyarakat kaya. Sementara Partai Demokrat belum siap untuk memangkas anggaran belanja sebesar 8%.

Sementara itu, ekonomi India sedang mengalami gebrakan larangan uang kertas Rs. 2000 oleh Reserve Bank of India (RBI). Batas waktu untuk mengembalikan uang kertas dengan denominasi yang lebih besar dijadwalkan pada akhir September.

Kenaikan harga minyak tampaknya terbatas di sekitar $72,50 karena para investor khawatir bahwa Departemen Keuangan AS akan mengumumkan default pada tanggal 1 Juni di tengah tidak adanya kenaikan batas pinjaman AS. Perlu dicatat bahwa India adalah salah satu importir minyak terbesar di dunia dan Rupee India tidak banyak bergerak karena harga minyak yang sideways.

 

Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.


KONTEN TERKAIT

Memuat ...



Copyright ©2024 FOREXSTREET S.L., Hak cipta dilindungi undang-undang.