NZD/USD Melayang di Bawah 0,5950 Jelang Keputusan Kebijakan The Fed

• NZD/USD melanjutkan kenaikan di sekitar 0,5940 menjelang keputusan The Fed.
• Membaiknya imbal hasil obligasi AS memberikan dukungan kepada Dolar AS (USD).
• The Fed diprakirakan akan mempertahankan suku bunga saat ini pada bulan September.
• PBoC mempertahankan patokan LPR satu-tahun di 3,45%.

NZD/USD melanjutkan kenaikannya untuk hari ketiga berturut-turut, diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 0,5940 selama sesi Asia pada hari Rabu. Namun, pasangan mata uang ini menghadapi tekanan sebelumnya hari ini menjelang keputusan Federal Reserve (The Fed) AS.

Indeks Dolar AS (DXY) melonjak selama sesi Amerika pada hari Selasa karena sentimen pasar memburuk dan imbal hasil obligasi Pemerintah AS naik lebih tinggi. DXY rebound ke 104,80, melampaui level 105,00.

DXY bertahan di sekitar 105,10 pada saat penulisan, didukung oleh kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS. Imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor 10-tahun di 4,36% pada saat ini, di bawah tertinggi 16-tahun, yang menghadirkan tantangan bagi pasangan Kiwi.

Sentimen pasar adalah bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25%-5,50% pada bulan September, yang dapat memberikan tekanan pada Greenback. Menurut FedWatch Tool CME, kemungkinan kenaikan suku bunga lainnya telah diturunkan pada pertemuan bulan November dan Desember.

Namun, USD dapat memperoleh dukungan karena kemungkinan mempertahankan suku bunga kebijakan lebih tinggi untuk jangka waktu yang lama masih ada. Hal ini disebabkan oleh ketahanan perekonomian AS yang ditandai dengan meredanya tekanan inflasi dan stabilnya pertumbuhan tenaga kerja.

Pelaku pasar akan fokus pada 'dot plot' untuk menilai prakiraan lintasan suku bunga. Menurut Ringkasan Proyeksi Ekonomi baru-baru ini, estimasi median The Fed mengindikasikan bahwa suku bunga dapat mencapai puncaknya di 5,6%.

Menurut laporan Reuters, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyatakan pada hari Selasa bahwa, ketika perekonomian beroperasi di lapangan kerja penuh, penting bagi pertumbuhan AS untuk melambat ke laju yang selaras dengan tingkat pertumbuhan potensial untuk mengembalikan inflasi ke level-level target.

Yellen juga mengatakan, "Saya pikir Tiongkok kemungkinan besar akan menggunakan ruang kebijakan yang mereka miliki untuk mencoba menghindari perlambatan dalam skala besar. Mungkin ada dampak buruk dari kesulitan ekonomi Tiongkok pada AS."

Di sisi lain, data Neraca Transaksi Berjalan Selandia Baru menunjukkan angka $-4,208 miliar untuk kuartal kedua, dibandingkan dengan konsensus pasar $-4,800 miliar dan angka sebelumnya $-5,215 miliar. Sedangkan Rasio Neraca Transaksi Berjalan – PDB pada kuartal yang sama mengalami penurunan 7,5% dibandingkan penurunan sebelumnya 8,5%.

People's Bank of China (PBoC) mempertahankan suku bunga pinjaman acuan tidak berubah pada penetapan bulanannya pada hari Rabu, sejalan dengan ekspektasi pasar. Suku Bunga Acuan Pinjaman/Loan Prime Rate (LPR) satu-tahun, yang telah diturunkan 10 basis poin bulan lalu, tetap di 3,45%, sedangkan LPR lima-tahun tetap stabil di 4,20%.

Pedagang akan memantau dengan cermat keputusan pertemuan Federal Reserve AS yang dijadwalkan pada hari Rabu selama sesi Amerika Utara.