Pasar Saham Asia: Ketidakpastian Masih Ada, Investor Menunggu Inflasi AS, Minyak Terkoreksi Mendekati $73,00
|- Pasar Asia menunjukkan sentimen pasar yang negatif seiring dengan rilis data inflasi AS.
- Presiden AS Joe Biden menginginkan persetujuan kenaikan plafon utang tanpa mengorbankan inisiatif pengeluaran.
- Harga minyak telah mengalami beberapa koreksi karena para investor menunggu data persediaan minyak untuk pekan yang berakhir pada tanggal 5 Mei.
Pasar-pasar di wilayah Asia menunjukkan volatilitas yang tinggi karena para investor merasa cemas menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat. Gambaran yang lebih besar untuk pasar global adalah data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS karena negosiasi plafon utang AS telah ditunda hingga hari Jumat. Negosiasi antara pejabat Gedung Putih dan para pemimpin Partai Republik masih memanas karena pihak Republik menginginkan persetujuan kenaikan plafon utang tanpa mengorbankan inisiatif pengeluaran sementara Ketua DPR dari Partai Republik, Kevin McCarthy, telah menegaskan bahwa ia tidak akan menyetujui kenaikan plafon utang tanpa memangkas inisiatif pengeluaran Presiden untuk menjaga defisit anggaran yang semakin besar.
Pada saat berita ini diturunkan, Nikkei225 Jepang turun 0,50%, Shanghai anjlok 1,40%, Hang Seng melemah 0,64%, dan Nifty50 tergelincir 0,18%.
Karena laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS untuk bulan April sangat kuat, para investor khawatir bahwa pemulihan inflasi AS akan memperbaharui kekhawatiran akan kenaikan suku bunga Federal Reserve (Fed). Sesuai dengan prakiraan, IHK utama dan inti bulanan terlihat naik pada kecepatan 0,4% lebih tinggi dari kecepatan yang tercatat di bulan Maret. Namun, The Fed akan menghadapi lebih banyak kesulitan karena kondisi kredit yang ketat dan aktivitas manufaktur yang terus menurun telah memberikan tekanan pada perekonomian AS.
Sementara itu, saham-saham RRT telah turun secara signifikan menjelang data inflasi hari Kamis. Inflasi bulanan terlihat stagnan terhadap perlambatan di bulan Maret sebesar 0,3%. Inflasi tahunan diharapkan akan meningkat sebesar 0,3% dengan laju yang lebih lambat dibandingkan dengan rilis sebelumnya sebesar 0,7%. Perlu dicatat bahwa ekonomi Tiongkok telah menghadapi deflasi karena permintaan domestik yang suram.
Ekuitas Jepang diharapkan akan menunjukkan aksi yang kuat menjelang rilis Ringkasan Opini Bank of Japan (BoJ). Ringkasan Opini BoJ akan memberikan penjelasan rinci di balik mempertahankan kebijakan moneter yang sangat dovish di bulan April.
Dari sisi minyak, harga minyak telah mengalami beberapa koreksi setelah gagal melanjutkan pemulihan di atas $74,00 karena investor menunggu data persediaan minyak untuk pekan yang berakhir pada tanggal 5 Mei yang akan dirilis oleh US Energy Information Administration (EIA).
Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.