Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Melemah di Bawah $2.700 di Tengah Penguatan Dolar AS
|- Harga emas kehilangan pijakan ke sekitar $2.690 di awal sesi Asia hari Senin.
- Laporan lapangan pekerjaan AS yang optimis dan melonjaknya USD membebani harga Emas.
- Ketidakpastian kebijakan Trump dan risiko geopolitik mungkin membatasi penurunan logam mulia ini.
Harga Emas (XAU/USD) diperdagangkan dengan sedikit penurunan di dekat $2.690 karena Dolar AS (USD) yang lebih kuat secara luas selama awal sesi Asia pada hari Senin. Namun, permintaan safe-haven karena ketidakpastian seputar kebijakan pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump mungkin membantu membatasi pelemahan Emas.
Data ketenagakerjaan AS yang lebih kuat dari prakiraan pada hari Jumat memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) AS mungkin tidak akan memangkas suku bunga secara agresif tahun ini. Hal ini, pada gilirannya, membebani aset yang tidak berimbal hasil ini. Para pedagang memprakirakan The Fed akan memangkas suku bunga hanya sebesar 30 basis poin (bp) sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan pemotongan sekitar 45 bp sebelum laporan NFP.
Di sisi lain, risiko kebijakan Trump mendukung harga Emas, aset safe-haven tradisional. "Emas masih bertahan kuat di tengah laporan pekerjaan yang jauh lebih kuat dari prakiraan ... Salah satu faktor yang mendukung emas adalah ketidakpastian yang kita lihat menjelang pelantikan (presiden AS)," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung mungkin berkontribusi pada penurunan logam mulia ini. Serangan Israel terus berlanjut di seluruh Gaza, termasuk serangan di dekat Kota Gaza, Nuseirat, dan Bureij. Dua serangan juga dilaporkan di Lembah Houmin di Lebanon selatan, menurut Badan Berita Nasional Lebanon.
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.
Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.