USD/IDR Terus Menekan Batas Atas Kisaran Perdagangan, Sekarang di 15.918
|- USD/IDR masih terus bergerak mendekati 16.000 yang saat ini bergerak di sekitar 15.918 per Dolar AS.
- Bank Indonesia siap melakukan intervensi lagi demi mendukung stabilitas Rupiah Indonesia.
- Ketua The Fed, Jerome Powell menyebutkan ekonomi AS lebih baik dari prakiraan hingga berpotensi menahan pemangkasan suku bunga di masa mendatang.
Pasangan mata uang USD/IDR melayang di sekitar 15.918 pada perdagangan sesi Asia hari Kamis ini. Kurs Rupiah Indonesia (IDR) masih terus bergulat di dalam kisaran perdagangan antara level 15.827 hingga 15.976, belum ada arah yang pasti meskipun harga cenderung mendekati batas atas dari kisaran ini.
Pada hari Rabu, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia, Edi Susianto, menanggapi pelemahan Rupiah Indonesia ketika menyentuh level 15.968, dengan mengatakan bahwa pihaknya siap melakukan intervensi di pasar mata uang untuk menstabilkan nilai Rupiah yang saat ini melemah dengan mendekati level psikologis 16.000 per Dolar AS, yang kedua kalinya di awal bulan Desember ini. Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa level fundamental Rupiah lebih kuat dari 16.000 per dolar AS.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menegaskan lagi bahwa fokus kebijakan moneter akan berada pada stabilitas mata uang, bukan pertumbuhan. Ruang pemangkasan suku bunga BI telah menyempit karena perkembangan eksternal yang berubah dengan cepat, seperti ketegangan geopolitik dan prospek tarif AS yang lebih tinggi.
Namun, beberapa analis masih memprakirakan BI akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Desember 2024. Sementara sebagian besar analis yang disurvei Bloomberg mengharapkan BI akan melakukan jeda lebih lama dan pemangkasan kemungkinan akan dilakukan tahun depan. Menurut Brian Tan, Barclays Plc, jika Dolar AS terus menguat, BI mungkin akan benar-benar menghentikan siklus pelonggarannya.
Di Amerika Serikat, Institute for Supply Management (ISM) melaporkan bahwa Indeks Pembelian Manajer (IMP) Jasa turun ke level terendah dalam tiga bulan terakhir, yaitu 52,1 pada bulan November, dibandingkan dengan 56,0 di bulan sebelumnya, serta berada di bawah estimasi.
Survei Beige Book yang dirilis oleh The Fed pada hari Rabu mengungkapkan bahwa aktivitas ekonomi AS mengalami sedikit peningkatan pada November setelah stagnasi di bulan-bulan sebelumnya. Bisnis di AS juga menunjukkan optimisme yang lebih besar terhadap prospek permintaan ke depan.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa ekonomi AS menunjukkan kinerja yang lebih baik dari prakiraan, membuka peluang bagi The Fed untuk memperlambat laju penurunan suku bunga di masa mendatang.
Selain itu, Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly, menegaskan bahwa bank sentral tidak perlu terburu-buru menurunkan suku bunga, karena masih banyak upaya yang diperlukan untuk mencapai target inflasi 2%.
Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.