fxs_header_sponsor_anchor

Berita

USD/JPY Turun ke Dekat 157,30 Meskipun Indeks USD Meraih Tertinggi Baru Dua Tahun

  • USD/JPY turun ke dekat 157,30 meskipun Dolar AS mencatat tertinggi baru dua tahun.
  • Para pedagang mengurangi prakiran The Fed dovish setelah data NFP AS yang optimis untuk bulan Desember.
  • Sentimen penghindaran risiko yang semakin dalam telah meningkatkan daya tarik safe-haven JPY.

Pasangan mata uang USD/JPY merosot ke dekat 157,30 di sesi Eropa hari Senin. Aset ini turun meskipun Dolar AS (USD) berkinerja kuat, mengindikasikan kekuatan murni pada Yen Jepang (JPY). Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, meraih tertinggi baru lebih dari dua tahun di atas 110,00.

Greenback menguat saat para ahli pasar telah menurunkan ekspektasi terhadap jumlah penurunan suku bunga tahun ini. Para analis di Macquarie memprakirakan The Fed hanya akan menurunkan suku bunga pinjaman sekali tahun ini, dengan siklus suku bunga saat ini mencapai titik terendah di kisaran 4,00%-4,25%. Sebaliknya, para pejabat The Fed secara kolektif mengantisipasi dua penurunan suku bunga tahun ini dalam dot plot terbaru.

Para pelaku pasar telah mengurangi prakiraan The Fed dovish setelah rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) Amerika Serikat (AS) yang optimis untuk bulan Desember pada hari Jumat. Laporan NFP menunjukkan bahwa permintaan tenaga kerja tetap kuat, dan pengangguran secara tak terduga menurun.

Minggu ini, para investor akan fokus pada data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan Desember, yang akan dipublikasikan pada hari Rabu. Para pelaku pasar akan mencermati data inflasi karena para pengambil kebijakan The Fed belakangan ini menunjukkan kekhawatiran terhadap perlambatan dalam penurunan tekanan inflasi menuju target 2% bank sentral.

Sementara itu, daya tarik safe-haven Yen telah menguat di tengah ketidakpastian global. Sell-off tajam pada ekuitas secara global telah diamati di tengah sentimen penghindaran risiko dengan Presiden terpilih AS Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada 20 Januari.

Selain itu, meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut dari Bank of Japan (BoJ) telah memperkuat mata uang Jepang. Para pedagang memprakirakan BoJ akan menaikkan suku bunga pinjamannya pada pertemuan bulan Maret.

Pertanyaan Umum Seputar Dolar AS

Dolar AS (USD) adalah mata uang resmi Amerika Serikat, dan mata uang 'de facto' di sejumlah besar negara lain tempat mata uang ini beredar bersama mata uang lokal. Dolar AS adalah mata uang yang paling banyak diperdagangkan di dunia, mencakup lebih dari 88% dari seluruh perputaran valuta asing global, atau rata-rata $6,6 triliun dalam transaksi per hari, menurut data dari tahun 2022. Setelah perang dunia kedua, USD mengambil alih posisi Pound Sterling Inggris sebagai mata uang cadangan dunia. Selama sebagian besar sejarahnya, Dolar AS didukung oleh Emas, hingga Perjanjian Bretton Woods pada tahun 1971 ketika Standar Emas menghilang.

Faktor tunggal terpenting yang memengaruhi nilai Dolar AS adalah kebijakan moneter, yang dibentuk oleh Federal Reserve (The Fed). The Fed memiliki dua mandat: mencapai stabilitas harga (mengendalikan inflasi) dan mendorong lapangan kerja penuh. Alat utamanya untuk mencapai kedua tujuan ini adalah dengan menyesuaikan suku bunga. Ketika harga naik terlalu cepat dan inflasi berada di atas target The Fed sebesar 2%, The Fed akan menaikkan suku bunga, yang membantu nilai USD. Ketika inflasi turun di bawah 2% atau Tingkat Pengangguran terlalu tinggi, The Fed akan menurunkan suku bunga, yang membebani Greenback.

Dalam situasi ekstrem, Federal Reserve juga dapat mencetak lebih banyak Dolar dan memberlakukan pelonggaran kuantitatif (QE). QE adalah proses di mana Fed secara substansial meningkatkan aliran kredit dalam sistem keuangan yang macet. Ini adalah langkah kebijakan nonstandar yang digunakan ketika kredit telah mengering karena bank tidak akan saling meminjamkan (karena takut gagal bayar oleh rekanan). Ini adalah pilihan terakhir ketika hanya menurunkan suku bunga tidak mungkin mencapai hasil yang diinginkan. Itu adalah senjata pilihan The Fed untuk memerangi krisis kredit yang terjadi selama Krisis Keuangan Besar pada tahun 2008. Hal ini melibatkan The Fed yang mencetak lebih banyak Dolar dan menggunakannya untuk membeli obligasi pemerintah AS terutama dari lembaga keuangan. QE biasanya menyebabkan Dolar AS melemah.

Pengetatan kuantitatif (QT) adalah proses sebaliknya di mana Federal Reserve berhenti membeli obligasi dari lembaga keuangan dan tidak menginvestasikan kembali pokok dari obligasi yang dimilikinya yang jatuh tempo dalam pembelian baru. Hal ini biasanya positif bagi Dolar AS.

 

Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.


KONTEN TERKAIT

Memuat ...



Hak cipta ©2025 FOREXSTREET S.L., dilindungi undang-undang.