WTI Mengkonsolidasikan Kenaikan di Atas $76,60 Menjelang FOMC
|- WTI mengkonsolidasikan kenaikan baru-baru ini setelah mengakhiri kenaikan mingguan keempatnya pada hari Jumat di tengah tanda-tanda pasar minyak yang lebih ketat.
- Ketegangan antara Rusia-Ukraina, jumlah kilang Baker Hughes, dan harapan akan rencana stimulus Tiongkok mendukung harga WTI.
- Para pelaku pasar menunggu keputusan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) pada hari Rabu.
Western Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar angka $76,65 pada hari Jumat ini. WTI mengkonsolidasikan kenaikan baru-baru ini setelah mengakhiri kenaikan mingguan keempatnya pada hari Jumat di tengah tanda-tanda pasar minyak yang lebih ketat.
Mengenai berita utama Rusia-Ukraina, Rusia menyerang fasilitas ekspor makanan Ukraina untuk hari keempat berturut-turut pada hari Jumat dan melakukan penyitaan kapal-kapal di Laut Hitam, menurut Reuters. Ketegangan yang meningkat antara Rusia-Ukraina mendukung harga WTI.
Berbicara mengenai data, Energy Information Administration (EIA) melaporkan pada minggu lalu bahwa Perubahan Stok Minyak Mentah EIA pada minggu yang berakhir tanggal 14 Juli turun 708.000 barel, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 2,44 juta barel dan kenaikan 5,946 juta barel pada minggu sebelumnya.
Sementara itu, Baker Hughes mengungkapkan bahwa jumlah kilang minyak di Amerika Serikat turun sebanyak tujuh kilang pada minggu ini, yang merupakan penurunan terbesar sejak awal Juni. Jumlah pasokan minyak aktif di Amerika Serikat turun ke level terendah sejak Maret 2022, yaitu 530. Data jumlah kilang Baker Hughes tersebut semakin memperkuat kekhawatiran dari sisi pasokan dan membantu mendorong kenaikan harga minyak mentah.
Selain itu, Kementerian Perdagangan Tiongkok menyatakan pada awal pekan lalu bahwa serangkaian tindakan akan membantu meningkatkan konsumsi barang dan jasa konsumsi rumah tangga. Hal ini, pada gilirannya, mendukung kenaikan lebih lanjut pada harga WTI.
Di sisi lain, kenaikan untuk WTI tampaknya terbatas karena para pelaku pasar menunggu keputusan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) pada hari Rabu. Harga pasar dalam kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp). Namun, investor menilai ulang kenaikan suku bunga The Fed setelah pertemuan bulan Juli, menyebabkan Greenback rebound. Antisipasi kenaikan suku bunga The Fed setelah pertemuan Juli meningkat menjadi 28% dari 15,9% bulan lalu, menurut CME FedWatch Tool, yang menunjukkan bahwa para pedagang mengubah pandangan mereka terhadap kebijakan moneter The Fed. Perlu dicatat bahwa suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya pinjaman, yang dapat memperlambat ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Para trader minyak akan mengawasi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan konferensi pers Ketua The Fed Jerome Powell. Peristiwa ini dapat berdampak signifikan pada harga WTI dalam mata uang USD. Selain pengumuman FOMC, para pedagang akan mengambil isyarat dari Keyakinan Konsumen CB AS, PDB Lanjutan QoQ, dan ukuran inflasi yang lebih disukai oleh The Fed, yaitu Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) MoM.
Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.