fxs_header_sponsor_anchor

Berita

WTI Naik Mendekati $73,50 karena Ketegangan Timur Tengah Membebani Potensi Gangguan Pasokan

  • Harga WTI didukung oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, yang meningkatkan kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan.
  • Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa Israel dapat menyerang infrastruktur minyak Iran.
  • OPEC+ berpotensi mengimbangi hilangnya pasokan minyak secara keseluruhan jika fasilitas Iran menjadi target.

Harga Minyak West Texas Intermediate (WTI) terus meningkat untuk 4 hari berturut-turut, bertahan dengan kenaikan mingguan yang kuat, diperdagangkan di kisaran $73,50 per barel selama sesi Asia hari Jumat. Harga Minyak Mentah didukung oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, yang meningkatkan kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan minyak mentah dari wilayah tersebut, yang menyumbang sekitar sepertiga dari pasokan minyak global.

Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) sedang berdiskusi dengan Israel mengenai potensi serangan terhadap infrastruktur minyak Iran. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa Iran "akan membayar harga yang mahal" untuk serangan hari Selasa, yang melibatkan penembakan setidaknya 180 rudal balistik ke Israel, demikian menurut BBC.

Namun, OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya seperti Rusia dan Kazakhstan, memiliki kapasitas cadangan minyak yang cukup untuk mengimbangi hilangnya pasokan Iran jika Israel menargetkan fasilitas-fasilitas Iran. Namun, kelompok ini akan menghadapi tantangan yang signifikan jika Iran membalas dengan menyerang instalasi minyak di negara-negara Teluk.

OPEC+ telah mengurangi produksi dalam beberapa tahun terakhir untuk mendukung harga minyak dalam menghadapi lemahnya permintaan global, sehingga kelompok ini memiliki kapasitas cadangan jutaan barel. Saat ini, pemangkasan produksi OPEC+ mencapai 5,86 juta barel per hari (bph). Para analis memprakirakan bahwa Arab Saudi dapat meningkatkan produksi sebesar 3,0 juta barel per hari, sementara Uni Emirat Arab (UEA) dapat meningkatkan produksi sebesar 1,4 juta barel per hari.

Pemerintah Libya yang berbasis di bagian timur dan National Oil Corporation yang berbasis di Tripoli mengumumkan pada hari Kamis pembukaan kembali semua ladang minyak dan terminal ekspor, menyusul penyelesaian perselisihan kepemimpinan di bank sentral. Keputusan ini mengakhiri krisis yang telah mengurangi produksi minyak negara tersebut secara signifikan, demikian menurut Reuters.

Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.


KONTEN TERKAIT

Memuat ...



Copyright ©2024 FOREXSTREET S.L., Hak cipta dilindungi undang-undang.