Dolar Selandia Baru tetap Kuat Setelah Keputusan RBNZ, Indeks Harga PCE AS Ditunggu

• Dolar Selandia Baru menguat karena RBNZ menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin di bulan November.
• Gubernur RBNZ Orr mencatat bahwa prakiraan tersebut sejalan dengan potensi pemotongan 50 basis poin pada Februari 2025.
• USD mengalami kesulitan karena optimisme pasar obligasi menyusul keputusan Presiden terpilih Donald Trump untuk menominasikan manajer investasi Scott Bessent.

Dolar Selandia Baru (NZD) mematahkan penurunan beruntun selama lima hari terhadap Dolar AS (USD) setelah keputusan suku bunga Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) pada hari Rabu. Bank sentral mengumumkan pemotongan lebih lanjut pada Official Cash Rate (OCR), menurunkannya sebesar 50 basis poin (bp) dari 4,75% menjadi 4,25% di bulan November. Selanjutnya, investor menunggu Indeks Harga Belanja Konsumsi Perorangan (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS dan Produk Domestik Bruto Tahunan triwulanan yang dijadwalkan akan dirilis di sesi Amerika Utara.

RBNZ menegaskan penurunan suku bunga ini dengan mengutip prospek ekonomi yang suram dan penurunan inflasi, yang kini telah kembali ke kisaran target bank sentral 1% hingga 3%. Awal tahun ini, bank sentral menurunkan OCR sebesar 25 bp di bulan Agustus dan diikuti dengan penurunan 50 bp di bulan Oktober.

Gubernur RBNZ Adrian Orr menyampaikan sambutan yang telah disiapkan tentang pernyataan kebijakan selama konferensi pers pasca-pertemuan. Orr mengklarifikasi kesalahpahaman bahwa proyeksi bank menunjukkan laju penurunan suku bunga yang lebih lambat, mencatat bahwa prakiraan tersebut selaras dengan potensi penurunan 50 basis poin pada Februari 2025, tergantung pada aktivitas ekonomi. Dia juga menyatakan keyakinan bahwa tekanan inflasi domestik akan terus mereda.

NZD menghadapi tantangan karena sentimen pasar yang lebih lemah, sebagian besar didorong oleh pengumuman Presiden terpilih Donald Trump mengenai kenaikan tarif 10% untuk semua barang Tiongkok yang masuk ke Amerika Serikat (AS), serta tarif 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada. Karena Tiongkok adalah mitra dagang yang signifikan bagi Selandia Baru, setiap gangguan ekonomi di Tiongkok berdampak langsung pada perekonomian Selandia Baru.

Dolar Selandia Baru Menguat karena Dolar AS Menghadapi Tantangan akibat Optimisme Pasar Obligasi

• USD menghadapi tekanan di tengah optimisme pasar obligasi menyusul keputusan Presiden terpilih Donald Trump untuk mencalonkan fund manager Scott Bessent, seorang veteran Wall Street yang berpengalaman dan konservatif fiskal, sebagai Menteri Keuangan AS.
• Namun, risiko penurunan untuk USD tetap terbatas. Data awal Indeks Manajer Pembelian (IMP) S&P Global AS telah mendukung ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju penurunan suku bunga. Menurut Alat CME FedWatch, probabilitas penurunan suku bunga sebesar seperempat poin telah turun menjadi 57,7%.
• Risalah Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) terbaru untuk pertemuan kebijakan yang diadakan pada tanggal 7 November, mengindikasikan bahwa para pengambil kebijakan mengambil sikap hati-hati dalam memangkas suku bunga, dengan mengutip pelonggaran inflasi dan pasar tenaga kerja yang kuat.
• Presiden AS terpilih Donald Trump diprakirakan akan menunjuk Jamieson Greer sebagai Perwakilan Dagang AS, Bloomberg melaporkan pada hari Selasa. Pencalonan Greer menyoroti peran sentral tarif dalam strategi ekonomi Trump.
• Pada hari Selasa, Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee mengindikasikan bahwa The Fed kemungkinan akan terus menurunkan suku bunga menuju sikap netral yang tidak menstimulasi atau membatasi aktivitas ekonomi. Sementara itu, Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari menyoroti bahwa masih tepat untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed bulan Desember, menurut Bloomberg.
• Pada bulan November, IMP Gabungan S&P Global naik menjadi 55,3, mengindikasikan pertumbuhan terkuat dalam aktivitas sektor swasta sejak April 2022. Sementara itu, IMP Jasa AS naik menjadi 57,0, naik dari 55,0, secara signifikan melampaui ekspektasi pasar sebesar 55,2, menandai ekspansi paling tajam di sektor jasa sejak Maret 2022.
• Produk Domestik Bruto (PDB) Selandia Baru menyusut 0,2% pada kuartal kedua (Kuartal 2), menyusul revisi pertumbuhan 0,1% pada kuartal sebelumnya. Para ekonom telah mengantisipasi kontraksi 0,4% untuk periode tersebut, sementara RBNZ memprakirakan penurunan 0,5%.
• Statistik NZ menunjukkan pada 16 Oktober bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) tahunan Selandia Baru naik 2,2% di Kuartal 3, sejalan dengan prakiraan pasar dan menandai perlambatan tajam dari pertumbuhan 3,3% di Kuartal 2.

Dolar Selandia Baru Menguji Batas Atas Saluran Turun di Dekat 0,5900

Pasangan mata uang NZD/USD diperdagangkan di dekat 0,5880 pada hari Rabu. Tinjauan grafik harian menyoroti tren bearish yang semakin dalam karena pasangan mata uang ini bergerak dalam pola saluran menurun. Sementara itu, Relative Strength Index (RSI) 14-hari tetap berada di bawah 50, menandakan sentimen negatif yang terus-menerus.

Mengenai support, pasangan mata uang NZD/USD dapat menavigasi wilayah di sekitar level psikologis 0,5800, yang bertepatan dengan batas bawah dari saluran menurun. Penembusan yang menentukan di bawah level ini akan mendorong pasangan mata uang ini menuju level terendah dua tahun di 0,5772, yang terakhir terlihat pada November 2023.

Pada sisi atas, resistance terdekat terletak pada Exponential Moving Average (EMA) 14-hari di 0,5886, yang sejajar dengan batas atas saluran turun. Hambatan lebih lanjut muncul di level psikologis 0,5900.

NZD/USD: Grafik Harian