- Kemendag siap deregulasi kebijakan impor-ekspor sesuai arahan Presiden terpilih Prabowo untuk menghapus kuota impor dan menciptakan iklim usaha yang lebih baik.
- Barang impor ilegal senilai Rp15 miliar disita, mayoritas dari Tiongkok, karena tidak sesuai SNI, tanpa label bahasa Indonesia, dan membahayakan konsumen.
- Harga kelapa melonjak karena ekspor tinggi, Kemendag mempertemukan pelaku industri dan eksportir untuk menyeimbangkan kebutuhan dalam negeri dan keuntungan petani.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan siap menindaklanjuti instruksi Presiden terpilih Prabowo Subianto terkait rencana penghapusan kuota impor melalui langkah deregulasi kebijakan. Deregulasi tersebut mencakup penyederhanaan aturan impor, ekspor, hingga kemudahan berusaha untuk menciptakan iklim usaha yang lebih kompetitif.
"Dari sisi Kemendag, deregulasi akan difokuskan pada kebijakan impor, ekspor, dan kemudahan berusaha. Semua kebijakan yang mendukung iklim usaha yang lebih baik akan kami sederhanakan," ujar Menteri Perdagangan, Budi Santoso, dalam konferensi pers di Jakarta, pada hari Kamis.
Langkah ini juga ditandai dengan pembentukan Satuan Tugas Deregulasi yang akan bekerja lintas kementerian dan lembaga untuk mengidentifikasi serta menyusun langkah strategis ke depan.
Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam acara Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, pada tanggal 8 April lalu, menyerukan kepada jajaran pemerintah terkait untuk menghapus kuota impor, khususnya untuk barang-barang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas. Menurutnya, kebijakan kuota impor justru menghambat arus perdagangan. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong perdagangan yang lebih transparan dan adil, serta mencegah terjadinya monopoli impor oleh segelintir pihak. Salah satu komoditas yang menjadi sorotannya adalah daging.
"Mau impor apa, silakan dibuka saja. Rakyat kita juga cerdas, kan? Bikin kuota-kuota, lalu hanya perusahaan A, B, C, D yang ditunjuk. Hanya mereka yang boleh impor, enak saja," tegas Prabowo.
Sita Barang Impor Ilegal Senilai Rp15 Miliar
Dalam kesempatan yang sama, Kemendag memaparkan hasil pengawasan terhadap barang-barang yang masuk ke Indonesia sepanjang Januari hingga Maret 2025. Dalam pengawasan tersebut, Kemendag bersama kementerian/lembaga teknis terkait berhasil menyita produk impor dan lokal yang tidak memenuhi ketentuan.
Barang-barang yang disita berasal dari 10 perusahaan impor dan 10 perusahaan lokal, mencakup lima kategori produk impor seperti elektronik, mainan anak, tekstil, dan produk rumah tangga. Produk lokal yang disita terdiri dari elektronik dan alas kaki.
"Total barang yang disita nilainya mencapai Rp15 miliar. Banyak di antaranya tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), tidak memiliki manual serta kartu garansi, dan tidak menggunakan label berbahasa Indonesia," ungkap Mendag.
Produk-produk tersebut sebagian besar berasal dari Tiongkok. Beberapa contohnya adalah rice cooker, velg motor, dan mainan anak yang dinilai membahayakan keselamatan konsumen karena tidak sesuai standar.
Dampak Barang Impor Ilegal pada Industri dan Konsumen
Kemendag menegaskan bahwa barang-barang impor ilegal tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga mengganggu industri dalam negeri. Produk yang tidak sesuai standar bisa menimbulkan risiko keselamatan, sementara ketiadaan kartu garansi dan petunjuk penggunaan membuat konsumen tidak mendapat perlindungan memadai.
"Saat ini barang-barang tersebut masih dalam tahap pengemasan dan akan kami proses lebih lanjut sesuai ketentuan yang berlaku," jelasnya.
Tanggapi Kelangkaan Kelapa dan Usulan Stop Impor Jaket
Terkait kelangkaan dan kenaikan harga kelapa di pasar domestik, Kemendag mengungkapkan hal ini disebabkan oleh maraknya ekspor karena harga di pasar internasional lebih tinggi. Untuk menstabilkan pasokan dan harga di dalam negeri, Kemendag telah mempertemukan pelaku industri dan eksportir guna mencari solusi bersama.
"Kita cari titik tengah agar pasokan dalam negeri terpenuhi tanpa merugikan petani," kata Mendag lebih lanjut.
Sementara itu, soal usulan dari Kementerian Perindustrian untuk menghentikan impor jaket selama 3-6 bulan, Kemendag menyebut hal tersebut sebagai salah satu opsi yang sedang dikaji.
Perang Tarif Global Masih Terpantau Aman
Ketika ditanya soal dampak perang tarif global terhadap sektor perdagangan Indonesia, Kemendag menyatakan bahwa sejauh ini belum ada pengaruh signifikan terhadap kegiatan ekspor dan impor nasional. "Mudah-mudahan hasil negosiasi internasional bisa memberi dampak positif dan tidak mengganggu arus perdagangan kita," pungkasnya.
Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.
Berita Terkini
Pilihan Editor

Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Melanjutkan Penurunan di Bawah $3.200 Menuju Lower Lows
Harga Emas turun pada hari Rabu dengan logam mulia ini diperdagangkan di level terendah sejak pertengahan April. Pasangan XAU/USD mempercepat penurunannya selama perdagangan sesi Amerika, menembus level $3.200, saat para investor terus menjauh dari aset-aset safe-haven.

Valas Hari Ini: Fokus Beralih ke Powell dan Hard Data AS
Dolar AS (USD) membalikkan pelemahan sebelumnya dan menguat pada hari Rabu, saat para investor mengalihkan perhatian dari aset-aset terkait risiko di tengah optimisme yang terus berlanjut di seputar kebijakan perdagangan AS.

Prakiraan Harga EUR/USD: Pemulihan Tampaknya Kurang Meyakinkan
Euro (EUR) memangkas kenaikan sebelumnya di tengah minggu, dengan EUR/USD memudarkan kenaikan sebelumnya ke tertinggi mingguan di kisaran 1,1260-1,1270 saat dolar AS (USD) mendapatkan kembali ketenangannya menjelang akhir perdagangan sesi Amerika Utara.

Deteksi level-level utama dengan Technical Confluence Detector
Tingkatkan titik entri dan exit Anda juga dengan Technical Confluence Detector. Alat ini mendeteksi pertemuan beberapa indikator teknis seperti moving average, Fibonacci atau Pivot Points dan menyoroti indikator tesebut untuk digunakan sebagai dasar berbagai strategi.

Ikuti pasar dengan Grafik Interaktif FXStreet
Jadilah trader yang cerdas dan gunakan grafik interaktif kami yang memiliki lebih dari 1500 aset, suku bunga antar bank, dan data historis yang luas. Ini merupakan alat profesional online wajib yang menawarkan Anda platform waktu riil yang dapat disesuaikan dan gratis.