USD/JPY Lanjutkan Tren Naik di Tengah Ketidakpastian Politik sementara USD Diuntungkan oleh Prospek Ekonomi

• USD/JPY menguat karena kekhawatiran menjelang pemilu yang dapat menyebabkan partai berkuasa LDP kalah dan melemahkan Yen.
• Perubahan kepemimpinan dapat memengaruhi lintasan kebijakan BoJ, mempertahankan suku bunga tetap rendah, dan membebani JPY.
• Dolar AS diuntungkan oleh prospek ekonomi yang membaik dan proyeksi pelonggaran moneter yang tidak terlalu agresif.

USD/JPY diperdagangkan lebih dari 1,2% lebih tinggi pada hari Rabu saat diperdagangkan di 152,90-an, tertinggi dalam lebih dari sepuluh minggu pada pasangan mata uang ini. USD/JPY sedikit turun dari tertinggi hari setelah Dolar AS (USD) bergerak lebih rendah menyusul rilis Pengajuan Hipotek AS yang anjlok 6,7% pada minggu ketiga bulan Oktober. Itu adalah kontraksi keempat berturut-turut metrik tersebut dan memperpanjang penurunan 17% yang tercatat pada minggu sebelumnya (berakhir pada 11 Oktober).

Secara lebih luas, kombinasi ketidakstabilan politik di Jepang dan pergeseran prakiraan ekonomi, ditambah dengan revisi ekspektasi jalur suku bunga di masa mendatang di Amerika Serikat (AS) mendorong pasangan mata uang ini naik lebih tinggi.

Yen Jepang (JPY) telah mengalami tekanan jual yang cukup besar karena ketidakpastian politik dalam negeri. Jajak pendapat terkini mengindikasikan bahwa Partai Demokrat Liberal (Liberal Democratic Party/LDP) yang berkuasa mungkin kehilangan mayoritasnya dalam pemilihan umum mendatang. Pergeseran kepemimpinan yang potensial atau perlunya koalisi dapat mempersulit pembuatan kebijakan pemerintah, termasuk pendekatan Bank of Japan (BoJ) terhadap pembuatan kebijakan – faktor utama yang memengaruhi Yen.

Penurunan prakiraan pertumbuhan ekonomi Jepang oleh International Monetary Fund (IMF) menjadi 0,3% untuk tahun ini, turun dari sebelumnya 0,7%, semakin memperburuk tekanan ini. Prospek ekonomi yang lebih lemah umumnya mengurangi permintaan mata uang, yang berkontribusi pada penurunan nilainya.

Dalam jangka pendek, pertumbuhan yang lemah yang tercermin dalam revisi ini berkontribusi pada momentum penurunan Yen, yang dapat menyebabkan peningkatan nilai tukar USD/JPY.

Selain itu, data inflasi Jepang baru-baru ini telah turun di bawah proyeksi prakiraan BoJ yang menunjukkan bahwa bank mungkin tidak dapat menaikkan suku bunga dari level 0,25% yang relatif rendah. Suku bunga yang lebih rendah berdampak negatif bagi suatu mata uang karena dapat menyebabkan arus keluar modal.

Di sisi lain, Dolar AS (USD) sedang menikmati periode kenaikan terhadap Yen, didukung oleh perubahan prospek kebijakan moneter oleh Federal Reserve (The Fed) AS. Meskipun The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) (0,50%) pada pertemuan kebijakan September karena kekhawatiran terhadap melemahnya pasar tenaga kerja AS, data sejak saat itu telah menenangkan kekhawatiran investor terhadap ketenagakerjaan di AS.

Akibatnya, The Fed sekarang diprakirakan tidak akan menindaklanjuti dengan penurunan suku bunga dosis ganda lagi pada bulan Oktober, seperti yang telah diduga sebelumnya. Penurunan lintasan prakiraan suku bunga di AS ini telah mendukung pemulihan Dolar AS, dan kenaikan USD/JPY. Penurunan suku bunga yang tidak terlalu drastis mendukung USD karena meningkatkan arus masuk modal asing.

Singkatnya, campuran ketidakpastian politik, proyeksi pertumbuhan yang lemah, dan suku bunga yang rendah secara permanen di Jepang, dibandingkan dengan prospek ekonomi yang lebih baik di AS dan sikap kebijakan moneter Federal Reserve yang tidak terlalu dovish menyebabkan kenaikan USD/JPY dapat berlanjut.