Bitcoin Tunjukkan Kelemahan pada Tahun 2025 di Tengah Pemisahannya dari Emas dan Penurunan Tajam Dolar AS

• Bitcoin turun lebih dari 6% pada tahun 2025 meskipun Dolar AS mengalami pelemahan tahun berjalan sebesar 9%.
• Kripto teratas dan Emas secara historis mengalami kenaikan selama periode kelemahan Dolar, dengan BTC mencatatkan rata-rata keuntungan sebesar 43%.
• EXY juga telah membalikkan kerugian sejak Januari dengan mengorbankan Bitcoin, saham AS, dan DXY.
• Korelasi historis BTC dengan Emas telah melemah karena semakin mirip dengan saham di tengah ketegangan perang dagang global.

Bitcoin (BTC) naik di atas $88.000 pada hari Senin, pertama kali sejak awal April setelah konsolidasi selama seminggu. Namun, kripto teratas ini telah turun lebih dari 6% tahun-ke-tanggal (YTD) meskipun Indeks Dolar AS (DXY) mengalami penurunan 9% – yang secara historis memicu kenaikan BTC secara moderat. Sementara itu, Bitcoin menunjukkan tanda-tanda pemisahan dari Emas karena semakin mirip dengan saham AS selama setahun terakhir.

Korelasi Bitcoin Berubah karena Penurunan USD dan Emas Mendapatkan Lebih Banyak Traksi

Meskipun telah menembus ambang $100.000 dan menetapkan rekor tertinggi baru (ATH) di atas $108.000, Bitcoin mengalami kemunduran pada tahun 2025, menderita penurunan 6% sejak awal tahun. Penyebab utama penurunan Bitcoin sejauh ini dapat ditelusuri pada ketidakpastian ekonomi terbaru di AS, terutama dengan tarif Presiden Trump yang memicu perang dagang global.

Performa lemah BTC mengikuti penurunan DXY, yang telah turun 9% tahun-ke-tanggal. Secara historis, kripto teratas dan DXY menunjukkan korelasi invers, karena penurunan indeks sering kali menyebabkan kenaikan Bitcoin, menurut Binance Research. Sejak 2011, Bitcoin telah mencatatkan rata-rata pengembalian sebesar 43% selama penurunan tajam DXY sebesar ≥5% dalam periode 3 bulan.

Dinamika harga BTC selama penurunan DXY yang cepat. Sumber: Binance Research

Namun, BTC diperdagangkan relatif datar selama periode penurunan DXY yang lebih tajam. "Secara historis, penurunan ~9% di DXY telah sejalan dengan kinerja BTC yang positif — tetapi moderat — dibandingkan dengan penurunan Dolar yang lebih kecil," kata tim Binance Research dalam sebuah posting pada hari Senin.

Sejak DXY mulai turun pada bulan Januari — turun 9% dalam tiga bulan — Bitcoin telah merosot 6%, menunjukkan tanda-tanda "penyimpangan dari norma."

Dinamika harga yang berubah dapat ditelusuri pada investor yang menunjukkan sentimen risk-off yang meningkat sejak perang dagang global dimulai, tetapi kali ini membuang DXY, Bitcoin, dan saham untuk Emas dan Indeks Mata Uang Euro (EXY).

Menariknya, sementara DXY, Bitcoin, dan saham AS menguat antara Oktober hingga Januari, EXY mengalami penurunan sebanyak 8%. Namun, hubungan ini telah terbalik sejak tarif diberlakukan, dengan EXY naik lebih dari 11% pada tahun 2025 sementara yang lainnya merosot. Emas tetap menjadi pengecualian, naik lebih dari 30% sejak Desember.

Grafik mingguan BTC versus DXY versus EXY versus XAU versus NASDAQ

Laporan Open Market CME Group oleh Jim Iuorio, MD dari TJM Institutional Services, mengungkapkan bahwa Bitcoin dan Emas menyaksikan korelasi yang kuat antara 2022 dan paruh pertama 2024, di mana Emas naik sebanyak 67% dan Bitcoin — yang lebih volatil — melonjak 400%. Namun, pada tahun 2025, Bitcoin telah terpisah dari Emas, yang telah naik ke ATH baru di atas $3.470. Di sisi lain, BTC turun dari ATH di atas $108.000 menjadi serendah $76.000 sebelum sedikit pulih menjadi $88.200 pada saat berita ini ditulis.

Laporan tersebut menyarankan bahwa penyimpangan BTC dari Emas berasal dari dua faktor. Pertama, banyak dari performa terbaru Bitcoin didasarkan pada peristiwa beli-rumor dan jual-berita — terutama karena janji kampanye Presiden Trump untuk industri kripto. Kedua, pemisahan ini dapat ditelusuri pada sebagian besar ahli perdagangan yang menempatkan Bitcoin dalam kategori yang sama dengan indeks saham tradisional karena volatilitasnya yang tinggi.

"Banyak perdagangan institusional sering mengelompokkan aset-aset volatil seperti Nasdaq dan bitcoin ke dalam portofolio yang sama, dengan asumsi bahwa keahlian pedagang Nasdaq dalam menangani volatilitas mempersenjatai mereka untuk mengelola fluktuasi harga bitcoin," kata laporan tersebut. "Akibatnya, penurunan tajam di Nasdaq sering memicu penjualan bitcoin untuk memenuhi persyaratan margin."

Akibatnya, meningkatnya korelasi dengan saham dan pemisahan dari Emas telah menghambat narasi Bitcoin sebagai "emas digital" dan "safe haven".

Iuorio mencatat bahwa penguatan harga Emas belakangan ini kemungkinan turut berkontribusi pada pelemahan Bitcoin. Dalam situasi ketegangan perang dagang yang masih berlangsung, investor cenderung menunjukkan preferensi terhadap Emas sebagai aset lindung nilai yang lebih mapan dan terpercaya — yang sudah ada sejak Mesir kuno pada 4000 SM — sambil memutar modal dari kripto teratas, yang baru muncul pada tahun 2011.

Namun, laporan tersebut juga menyoroti bahwa meningkatnya digitalisasi sistem keuangan dunia dan pertumbuhan signifikan Bitcoin selama 14 tahun terakhir menunjukkan bahwa Bitcoin "matang dengan kecepatan yang dipercepat."

---